NAMA : YUNI YUNIASARI
NIM : 1152100078
KELAS : PIAUD/B/IV
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
PEMAHAMAN
ESTETIK
A.
Pendahuluan
Pemahaman
atau apresiasi memiliki dimensi logis. Estetika atau yang sering didengar
sebuah keindahan mempunyai banyak makna dan arti, Setiap orang mempunyai pengertian
yang berbeda antara satu dan yang lainnya mengenai arti dan makna estetika.
Sebab, setiap orang mempunyai penilaian dan kriteria keindahan yang
berbeda-beda. Berikut pengertian estetika dan lingkupnya dapat dicermati di
bawah ini :
- Estetika
adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan seni (Kattsoff, Element of Philosophy, 1953).
- Estetika
merupakan suatu telaah yang berkaitan dengan penciptaan, apresiasi, dan
kritik terhadap karya seni dalam konteks keterkaitan seni dengan kegiatan
manusia dan peranan seni dalam perubahan dunia (Van Mater Ames, Colliers
Encyclopedia, Vol. 1).
- Estetika
merupakan kajian filsafat keindahan dan juga keburukan (Jerome Stolnitz,
Encylopedia of Philoshopy, Vol. 1).
- Estetika
adalah suati ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan
keindahan, mempelajari semua aspek yang disebut keindahan (A. A.
Djelantik, Estetika Suatu Pengantar, 1999).
- Estetika
adalah segala hal yang berhubungan dengan sifat dasar nilai-nilai nonmoral
suatu karya seni (William Haverson, dalam Estetika Terapan, 1989).
- Estetika
merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan kaya
estetis (Jhon Hosper, dalam Estetika Terapan, 1989).
- Estetika
adalah fisafat yang membahas esensi dari totalitas kehidupan estetik dan
artisrtik yang sejalan dengnan zaman (Agus Sachari, Estetika Terapan,
1989).
- Estetika
mempersoalkan hakikat keindahan alam dan karya seni, sedangkan filsfat
seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni, atau artifak yang
disebut seni (Jakob Sumarjo, Filsafat Seni, 2000).
B.
Teori Pemahaman
1.
Leo Tolstoy
(Rusia) tentang Estetika Seni
Dalam
bahasa Rusia, keindahan adalah Kroasta artinya sesuatu yang
mendatangkan rasa senang bagi yang melihat dengan mata. Pada saat itu bangsa
Rusia belum memiliki pendapat mengenai keindahan dalam seni musik. Oleh karena
itu, Leo Tolstoy berpendapat bahwa keindahan adalah suatu yang mendatangkan
rasa nwnyenangkan bagi yang melihat.
2.
Eli Siegel
tentang Teori Estetika Realitas
Bagi
Eli Siegel, seni adalah kehidupan, dimana didalamnya terdapat hal-hal yang
bertentangan. Bebrapa pokok dalam estetika realitas adalah adanya hubungan
antara logika dan emosi. Hal ini muncul dalam bentuk karya seni dan desain yang
dianggap menyenangkan, serta diterima menurut ketepatan berpikir, setiap karya
seni memiliki kemajuan tertentu dan kehadiran relasi yang selalu ada, hal ini
berkaitan dengan kontinuitas dan diskontinuitas yang dituangkan dalam estetika
realitas.
15 Pokok yang
diajukan Eli Siegel diantaranya:
Kebebasan dan
keteraturan, Persamaan dan perbedaan, Kesatuan dan keberagaman, Impersonal dan
personal, Alam semesta dan objek, Logika dan emosi, Kesederhanaan dan
kompleksitas, Kontinuitas dan diskontinuitas, Dalam dan permukaan, Diam dan
energik, Berat dan ringan, Outline dan warna, Gelap dan terang, Santai dan
serius, Kebenaran dan imajinasi.
3.
Monroe
Beardsley tentang Teori Kreativitas
Monroe
Beardsley menjelaskan adanya tiga ciri yang menjadi sifat 'membuat baik
(indah)' dari benda-benda estetis pada umumnya. Ketiga ciri tersebut yaitu:
a. Kesatuan (unity)
Yaitu benda
estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya, contoh : candi
b. Kerumitan (complexity)
Yaitu benda
estetis atau karya seni kaya akan isi dan unsur yang saling berlawanan serta
mengandung perbedaan-perbedaan yang halus, contoh : lukisan
c. Kesungguhan
(intensity)
Benda estetis
yang baik harus memiliki kualitas tertentu yang menonjol bukan sekedar sesuatu
yang kosong. Kualitas ini tidak menjadi masalah apa yang dikandungnya (misalnya
suasan suram atau gembira) asalkan menjadi sesuatu yang intensif atau
sungguh-sungguh.
4.
Pendapat De
Witt H. Parker tentang Teori Bentuk Estetika
Ciri umum
bentuk estetis terbagi menjadi 6 asas yaitu:
a. Asas
Kesatuan Utuh
Asas ini
berarti setiap unsur dalam karya seni adalah perlu bagi nilai karya itu dan
karya tersebut tidak memuat unsur-unsur yang tidak perlu, sebaliknya mengandung
semua yang di perlukan. Nilai dari suatu karya sebagai keseluruhan tergantung
pada hubungan timbal balik dari unsur-unsur tersebut, yakni setiap unsur
memerlukan, menanggapi, dan menuntut setiap u sur lainnya.
b. Asas Tema
Dalam setiap
karya seni terdapat satu (atau beberapa) ide induk atau peranan yang unggul
berupa apa saja ( bentuk, warna, pola irama, atau tokoh) yang menjadi titik pemusatan
dari nilai kedeluruhan karya itu. Ini menjadi kunci bagi penghargaan dan
pemahaman orang terhadap karya seni itu.
c. Asas Variasi
menurut Tema
Tema dari karya
seni harus disempurnakan dan diperbaik dengan terus menerus mengumandangkannya.
Agar tidak menimbulkan kebosanan, pengungkapan tema harus tetap dalam pokok
yang sama namun dengan variasi.
d. Asas
Keseimbangan
Keseimbangan
merupakan kesamaan dari unsur-unsur yang berlawanan atau bertentangan. Dalam
karya seni walaupun ada unsur-unsur yang tampaknya bertentangan, tetapi
sesungguhnya aaling memerlukan karena menciptakan suatu kebulatan. Unsur yang
saling berlawanan ini tidak memerlukan sesuatu yang sama, melainkan yang utama
adalah kesamaan dalam nilai. Dengan kesamaan dari nilai-nilai yang saling
bertentangan terdapat keseimbangan secara estetis, contoh: tokoh antagonis dan
protagonis dalam suatu film atau drama.
e. Asas
Perkembangan
Asas ini
dimaksudkan bahwa kesatuan dari proses yang bagian awalnya menentukan bagian
selanjutnya dan bersama-sama menciptakan suatu makna yang menyeluruh. Misalnya
dalam sebuah cerita terdapat sebab akibat atau rangkaian yang saling berkait
dengan ciri berupa perkembangan dari makna yang menyeluruh.
f. Asas
Tatajenjang
Asas yang
terakhir ini merupakan penyusunan khusus dari unsur-unsur dalam asas tersebut.
Dalam karya seni yang rumit, kadang-kadang terdapat satu unsur yang memegang
kedudukan yang penting. Unsur ini mendukung secara tegas tema yang bersangkutan
dan mempunyai kepentingan yang jauh lebih besar daripada unsur-unsur lainnya.
C.
Penikmatan
Penikmatan
sebagai proses psikologis, kurang memiliki aspek logis. Apresiasi menuntut
keterampilan dan kepekaan estetik untuk memungkinkan seseorang mendapatkan
pengalaman estetika dalam mengamati karya seni. Pengalaman estetik bukanlah
sesuatu yang mudah muncul atau mudah diperoleh, karena untuk semua ittu
memerlukan pemusatan atau perhatian yang sungguh-sungguh. Pengalaman estetika
dari seseorang, adalah persoalan psikologis. Seseorang tidak hanya membahas
sifat-sifat yang merupakan kualitas dari benda estetik, melainkan juga menelaah
kualitas abstrak dari benda estetik, terutama menguraikan dan menjelaskan
secara cermat, dan lengkap dari semua gejala psikologis yang berhubungan dengan
karya seni.
Daftar Pustaka :
Hidayatullah,
Riyan. Dkk. 2016. Estetika Seni. Yogyakarta: Arttex
Mawardi
dan Nur Hidayati, 2007, IAD-ISD-IBD. Cetakan kelima. Bandung:
Pustaka Setia.
Nanang
Ganda Prawira dan Nanang Supriatna, Materi dan Strategi Pembelajaran
Seni Rupa dan Seni Musik bagi Guru. Dari e-book di http://scribd.com
Sumardjo,
Jacob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB
Surajiyo, 2014, Ilmu Filsafat Suatu
Pengantar. Cetakan keenam. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar