Minggu, 16 April 2017

PEMAHAMAN ESTETIK

NAMA      :   YUNI YUNIASARI
NIM          :   1152100078
KELAS     :   PIAUD/B/IV
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

PEMAHAMAN ESTETIK
A.    Pendahuluan
Pemahaman atau apresiasi memiliki dimensi logis. Estetika atau yang sering didengar sebuah keindahan mempunyai banyak makna dan arti, Setiap orang mempunyai pengertian yang berbeda antara satu dan yang lainnya mengenai arti dan makna estetika. Sebab, setiap orang mempunyai penilaian dan kriteria keindahan yang berbeda-beda. Berikut pengertian estetika dan lingkupnya dapat dicermati di bawah ini :
  1. Estetika adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan seni (Kattsoff, Element of Philosophy, 1953).
  2. Estetika merupakan suatu telaah yang berkaitan dengan penciptaan, apresiasi, dan kritik terhadap karya seni dalam konteks keterkaitan seni dengan kegiatan manusia dan peranan seni dalam perubahan dunia (Van Mater Ames, Colliers Encyclopedia, Vol. 1).
  3. Estetika merupakan kajian filsafat keindahan dan juga keburukan (Jerome Stolnitz, Encylopedia of Philoshopy, Vol. 1).
  4. Estetika adalah suati ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang disebut keindahan (A. A. Djelantik, Estetika Suatu Pengantar, 1999).
  5. Estetika adalah segala hal yang berhubungan dengan sifat dasar nilai-nilai nonmoral suatu karya seni (William Haverson, dalam Estetika Terapan, 1989).
  6. Estetika merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan kaya estetis (Jhon Hosper, dalam Estetika Terapan, 1989).
  7. Estetika adalah fisafat yang membahas esensi dari totalitas kehidupan estetik dan artisrtik yang sejalan dengnan zaman (Agus Sachari, Estetika Terapan, 1989).
  8. Estetika mempersoalkan hakikat keindahan alam dan karya seni, sedangkan filsfat seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni, atau artifak yang disebut seni (Jakob Sumarjo, Filsafat Seni, 2000).



B.     Teori Pemahaman
1.      Leo Tolstoy (Rusia) tentang Estetika Seni
Dalam bahasa Rusia, keindahan adalah Kroasta artinya sesuatu yang mendatangkan rasa senang bagi yang melihat dengan mata. Pada saat itu bangsa Rusia belum memiliki pendapat mengenai keindahan dalam seni musik. Oleh karena itu, Leo Tolstoy berpendapat bahwa keindahan adalah suatu yang mendatangkan rasa nwnyenangkan bagi yang melihat.
2.      Eli Siegel tentang Teori Estetika Realitas
Bagi Eli Siegel, seni adalah kehidupan, dimana didalamnya terdapat hal-hal yang bertentangan. Bebrapa pokok dalam estetika realitas adalah adanya hubungan antara logika dan emosi. Hal ini muncul dalam bentuk karya seni dan desain yang dianggap menyenangkan, serta diterima menurut ketepatan berpikir, setiap karya seni memiliki kemajuan tertentu dan kehadiran relasi yang selalu ada, hal ini berkaitan dengan kontinuitas dan diskontinuitas yang dituangkan dalam estetika realitas.
15 Pokok yang diajukan Eli Siegel diantaranya:
Kebebasan dan keteraturan, Persamaan dan perbedaan, Kesatuan dan keberagaman, Impersonal dan personal, Alam semesta dan objek, Logika dan emosi, Kesederhanaan dan kompleksitas, Kontinuitas dan diskontinuitas, Dalam dan permukaan, Diam dan energik, Berat dan ringan, Outline dan warna, Gelap dan terang, Santai dan serius, Kebenaran dan imajinasi.
3.      Monroe Beardsley tentang Teori Kreativitas
Monroe Beardsley menjelaskan adanya tiga ciri yang menjadi sifat 'membuat baik (indah)' dari benda-benda estetis pada umumnya. Ketiga ciri tersebut yaitu:

a. Kesatuan (unity)
Yaitu benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya, contoh : candi
b. Kerumitan (complexity)
Yaitu benda estetis atau karya seni kaya akan isi dan unsur yang saling berlawanan serta mengandung  perbedaan-perbedaan yang halus, contoh : lukisan
c. Kesungguhan (intensity)
Benda estetis yang baik harus memiliki kualitas tertentu yang menonjol bukan sekedar sesuatu yang kosong. Kualitas ini tidak menjadi masalah apa yang dikandungnya (misalnya suasan suram atau gembira) asalkan menjadi sesuatu yang intensif atau sungguh-sungguh.
4.      Pendapat De Witt H. Parker tentang Teori Bentuk Estetika
Ciri umum bentuk estetis terbagi menjadi 6 asas yaitu:
a. Asas Kesatuan Utuh
Asas ini berarti setiap unsur dalam karya seni adalah perlu bagi nilai karya itu dan karya tersebut tidak memuat unsur-unsur yang tidak perlu, sebaliknya mengandung semua yang di perlukan. Nilai dari suatu karya sebagai keseluruhan tergantung pada hubungan timbal balik dari unsur-unsur tersebut, yakni setiap unsur memerlukan, menanggapi, dan menuntut setiap u sur lainnya.
b. Asas Tema
Dalam setiap karya seni terdapat satu (atau beberapa) ide induk atau peranan yang unggul berupa apa saja ( bentuk, warna, pola irama, atau tokoh) yang menjadi titik pemusatan dari nilai kedeluruhan karya itu. Ini menjadi kunci bagi penghargaan dan pemahaman orang terhadap karya seni itu.
c. Asas Variasi menurut Tema
Tema dari karya seni harus disempurnakan dan diperbaik dengan terus menerus mengumandangkannya. Agar tidak menimbulkan kebosanan, pengungkapan tema harus tetap dalam pokok yang sama namun dengan variasi.
d. Asas Keseimbangan
Keseimbangan merupakan kesamaan dari unsur-unsur yang berlawanan atau bertentangan. Dalam karya seni walaupun ada unsur-unsur yang tampaknya bertentangan, tetapi sesungguhnya aaling memerlukan karena menciptakan suatu kebulatan. Unsur yang saling berlawanan ini tidak memerlukan sesuatu yang sama, melainkan yang utama adalah kesamaan dalam nilai. Dengan kesamaan dari nilai-nilai yang saling bertentangan terdapat keseimbangan secara estetis, contoh: tokoh antagonis dan protagonis dalam suatu film atau drama.
e. Asas Perkembangan
Asas ini dimaksudkan bahwa kesatuan dari proses yang bagian awalnya menentukan bagian selanjutnya dan bersama-sama menciptakan suatu makna yang menyeluruh. Misalnya dalam sebuah cerita terdapat sebab akibat atau rangkaian yang saling berkait dengan ciri berupa perkembangan dari makna yang menyeluruh.
f. Asas Tatajenjang
Asas yang terakhir ini merupakan penyusunan khusus dari unsur-unsur dalam asas tersebut. Dalam karya seni yang rumit, kadang-kadang terdapat satu unsur yang memegang kedudukan yang penting. Unsur ini mendukung secara tegas tema yang bersangkutan dan mempunyai kepentingan yang jauh lebih besar daripada unsur-unsur lainnya.
C.    Penikmatan
Penikmatan sebagai proses psikologis, kurang memiliki aspek logis. Apresiasi menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk memungkinkan seseorang mendapatkan pengalaman estetika dalam mengamati karya seni. Pengalaman estetik bukanlah sesuatu yang mudah muncul atau mudah diperoleh, karena untuk semua ittu memerlukan pemusatan atau perhatian yang sungguh-sungguh. Pengalaman estetika dari seseorang, adalah persoalan psikologis. Seseorang tidak hanya membahas sifat-sifat yang merupakan kualitas dari benda estetik, melainkan juga menelaah kualitas abstrak dari benda estetik, terutama menguraikan dan menjelaskan secara cermat, dan lengkap dari semua gejala psikologis yang berhubungan dengan karya seni.
Daftar Pustaka :
Hidayatullah, Riyan. Dkk. 2016. Estetika Seni. Yogyakarta: Arttex
Mawardi dan Nur Hidayati, 2007, IAD-ISD-IBD. Cetakan kelima. Bandung: Pustaka Setia.
Nanang Ganda Prawira dan Nanang Supriatna, Materi dan Strategi Pembelajaran Seni Rupa dan Seni Musik bagi Guru. Dari e-book di http://scribd.com
Sumardjo, Jacob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB
Surajiyo, 2014, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Cetakan keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STRUKTUR SENI RUPA

NAMA           :   YUNI YUNIASARI NIM                :   1152100078 KELAS          :   PIAUD-B/IV UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNU...